Selasa, 04 September 2012

Pekat, Bikin Perih Mata


Terbakar: Lahan seluas 2 hektare di jalan Sulaiman Amin, Kelurahan Karya Baru, Kecamatan Alang-Alang Lebar terbakar sehingga mengakibatkan kabut asap di daerah sekitar, kemarin.

PALEMBANG – Ketebalan kabut asap kembali menyelimuti udara Metropolis. Parahnya, kali ini menyebabkan mata perih dan sesak di dada.Kabut asap muncul malam hingga pagi hari. Pendek kata, jika ada sinar matahari dengan sendirinya kabut asap tersebut hilang. Apa penyebabnya? Kepala Stasiun Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kelas II Kenten Palembang Mohamad Irdam, mengatakan,kabut asap muncul karena ada peningkatan temperatur suhu udara sejak Juli. Mencapai 33-34 derajat Celcius.

“Munculnya malam hari. Tapi, jelang pagi hilang dengan sendirinya,” kata Irdam lagi.

Lebih jauh ia menjelaskan, saat musim kemarau sebagian daerah di Sumsel rawan terjadi kebakaran hutan dan lahan. “Nah, sejauh ini belum ada kebakaran yang terjadi terutama di Palembang.”

Tetapi hal itu patut diwaspadai, sebab apabila terjadi kebakaran di luar Sumsel dapat saja kabut asap dibawa angin ke daerah Sumsel sehingga menyebabkan kabut. “Baru-baru ini terjadi kebakaran di Riau, tetapi kita belum terkena imbasnya. Saat kebakaran di Jambi kemarin baru kita kena imbasnya,” ungkapnya.

Selain itu, Irdam mengatakan belum ada keluhan dari penyedia sarana transportasi terhadap kabut asap yang muncul. “Pastinya, kita berharap agar masyarakat terus waspada dan jangan membakar secara sembarangan. Apalagi membuka lahan dengan cara membakar,” jelasnya.

Diakuinya, turunnya hujan beberapa hari lalu, turut menurunkan jumlah hot spot di metropolis. “Jumlah cenderung turun. Bahkan saat hujan yang lalu. Jumlah hot spot sempat nol.”

Pihaknya juga menegaskan kalau kemarau akan berlangsung pada akhir Oktober. “Hal itu disebabkan cuaca dipengaruhi elnino pada intensitas rendah sehingga suhu permukaan laut megalami kenaikan di arah Pasifik Timur sehingga sebagian massa up-data tersedot ke arah itu yang mengakibatkan intensitas hujan belum terlalu tinggi,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala UPTD Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Selatan Ahmad Taufik mengatakan kabut asap yang terjadi di Palembang lebih disebabkan tingginya temperatur suhu udara. “Yang jelas, sampai saat ini belum ada gejala kabut asap yang ekstrim seperti daerah lain. Paling-paling sekitar jam 07.00-08.00 kabut sudah hilang,” jelasnya.

Namun, pihaknya telah mengantisipasi bila terjadi kabut asap yang diakibat oleh tingginya hot spot di Sumsel. “Kita sudah menyiapkan anggaran untuk water booming dan membuat hujan buatan apabila diperlukan. Tindakan itu kita ambil kalau diperlukan saja,” jelasnya. Terkait dengan jumlah hot spot di Sumsel, Taufik mengatakan kondisinya fluktuatif cenderung naik dan turun. (cj7/ce3)

Sumatera Ekspres, Selasa, 4 September 2012

0 komentar:

Posting Komentar