Keberangkatan Pagi Ditiadakan
PALEMBANG -- Pekatnya kabut asap pagi hari sepertinya mulai berdampak luas. Kalau akhir pekan lalu, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga mengeluarkan surat edaran pengubahan jam masuk sekolah dan jam kerja PNS oleh pemerintah kota, kemarin, giliran Dinas Perhubungan. Mereka mengimbau para nelayan dan seluruh angkutan sungai kapasitas kecil tidak berlayar malam hari.
"Meskipun jarak pandang belum terganggu, namun dikhawatirkan bisa mengakibatkan kejadian yang tidak diinginkan. Sebut saja kapal hilang atau tabrakan sesama kapal. Makanya hindari berlayar malam hari," kata Kepala Dinas Perhubungan Kota Palembang Masripin melalui Kepala Bidang Hubungan Laut dan ASDP (Angkutan Sungan dan Penyeberangan) Said Albar, kemarin.
Menurut Said, kapal kecil sangat riskan lantaran tidak disertai alat navigasi yang baik. "Kapal kecil tidak mempunyai radio untuk melacak keberadaan. Lampu yang diimiliki juga terkadang tidak mampu mengantisipasi pekatnya kabut," ujarnya.
Hanya, sejauh ini pihaknya belum menerima laporan dari nakhoda kapal, terkait terganggunya jarak pandang dari kabut asap. "Jarak pandang masih di atas 1.000 meter. Lagian, kita juga belum menerima maklumat dari Kementerian Direktur Jenderal Perhubungan Laut dan Kementerian Perhubungan untuk menghentikan pelayaran," ujarnya.
Walau belum menerima maklumat, jelas Said, apabilakeberadaan kabut asap sudah menngganggu jarak pandang pihaknya segera mengusulkan ke Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan agar mengeluarkan maklumat larangan berlayar. "Harapan kita, jangan sampai ada kecelakaan dulu, baru keluar maklumat,"
Selain itu, untuk mengantisipasi terjadinya kecelakaan kapal motor penumpang (KMP), pihaknya melakukan penundaan terhadap jadwal keberangkatan pagi hari. "Biasanya KMP berangkat pukul 08.00 WIB, tetapi sekarang jadwal berangkat pukul 11.00 WIB. Sehingga saat ini pemberangkatan pagi hari kita tiadakan," bebernya.
Menanggapi kabut asap yang terjadi di Palembang, Wali Kota Palembang Ir H Eddy Santan Putra menjelaskan harus ada koordinasi yang baik antarkabupaten dan kota untuk mengatasi kabut asap. "Ya, seperti yang diketahui. Kabut asap yang dirasakan di Palembang adalah kiriman dari daerah lain. Sebab banyak lahan terbakar karena suhu udara meningkat," jelasnya.
Untuk diketahui, berdasarkan hasil pengecekan udara yang dilakukan Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Palembang di sejumlah titik yakni Kambang Iwak, Bundaran Air Mancur, Jl Merdeka, depan Kantor Wali Kota dan lainnya tercatat bahwa tingkatan Particulate Matte (PM10) sudah 233 ug/NM3. Padahal idealnya hanya 150 ug/NM3. Bahkan, beberapa parameter lainnya pun sudah di atas baku mutuh yang ditetapkan sepert SO2 di atas 900, NO2 di atas 400 dan CO2 (karbondioksida) di atas 10 ribu lebih.
Sementara itu, Kepala UPTD Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Selatan Ahmad Taufik mengatakan, sejauh ini hujan belum turun di wilayah Palembang sehingga dikhawatirkan kabut asap semakin pekat.
"Nah, besok (hari ini, red) kita melakukan pelepasan petugas untuk melakukan operasi darat. Tahap pertama kita lakukan pelepasan di Kabupaten Banyuasin, tepatnya di Markas Manggala Agni Pangkalan Balai," jelasnya.
Petugas tersebut, tambah dia, bakal menjalankan operasi darat selama dua minggu. Selanjutnya, setelah pelepasan di Banyuasin, pihaknya bakal melakukan pelepasan petugas operasi darat di daerah lain seperti OKI, Muara Enim dan lainnya.
terkait upaya water booming, Taufik mengatakan, langkah tersebut akan dilakukan bersamaan tapi tahap awal pihaknnya mengutamakan operasi darat. "Water booming kita lakukan untuk daerah yang susah untuk dijangkau dari operasi darat." (cj7/ce2)
Imbauan Dinas Perhubungan Kota Palembang
Bidang Hubungan Laut dan ASDP
Angkutan sungai dan kapal kecil dilarangan berlayar malam hari
Jarak pandang belum dikeluhan nakhoda kapal
Perubahan jadwal keberangkatan kapal dari pukul 08.00 WIB menjadi pukul 11.00 WIB
Apabila kabut mengganggu jarak pandang, segara usulkan maklumat untuk pelaranngan kapal berlayar
Sumatera Ekspres, Rabu, 26 September 2012
0 komentar:
Posting Komentar